2012 EQUALS the end of the world.
Everybody knows that.
So it’s not strange to overhear a conversation about it in a bus on my way home.
It was between two working women.
The conversation went like this (it’s in Indonesian).
1: “Lo serem gak nanti 2012?”
2: “Iya. Katanya bakal kiamat ya? Emang gara-gara apa sih?”
1: “Gak tau ya. Gue denger sih gara-gara radiasi matahari naik besar-besaran. Jadinya semua kena. Cuaca bakal gak jelas, banyak bencana, penyakit aneh-aneh, banyak orang yang mati, sampe komunikasi aja, internet, HP gitu semua bakal mati.”
2: “Hah! Jadi gak bisa facebook-an lagi dong?!!”
1: …
Mm…
There’s something terribly wrong about this.
Everybody knows that.
So it’s not strange to overhear a conversation about it in a bus on my way home.
It was between two working women.
The conversation went like this (it’s in Indonesian).
1: “Lo serem gak nanti 2012?”
2: “Iya. Katanya bakal kiamat ya? Emang gara-gara apa sih?”
1: “Gak tau ya. Gue denger sih gara-gara radiasi matahari naik besar-besaran. Jadinya semua kena. Cuaca bakal gak jelas, banyak bencana, penyakit aneh-aneh, banyak orang yang mati, sampe komunikasi aja, internet, HP gitu semua bakal mati.”
2: “Hah! Jadi gak bisa facebook-an lagi dong?!!”
1: …
Mm…
There’s something terribly wrong about this.